Selasa, 01 Maret 2016

wahabi ini sesat


haji umroh gratis



Kamis, 08 Januari 2015

Telah Datang Zamannya

TUNTUTLAH ILMU SEBELUM DICABUT

 Kiamat sudah semakin dekat, perhatikan di dalam hadits berikut munculnya beberapa kemungkaran, zina yang merajalela terlebih di zaman internet ini berawal dari berkurangnya orang-orang yang bersimpuh lutut hadir di majelis ilmu mempelajari Al Qur’an dan Sunnah dan bersimpuh kepada selainnya.
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا أَبُو التَّيَّاحِ حَدَّثَنِى أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا
Anas bin Malik berkata,’telah bersabda Rasululloh shallallohu’alaihi wa sallam : “Diantara tanda-tanda terjadinya hari kiamat yaitu: diangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, banyaknya orang yg meminum minuman keras, & zina dilakukan dengan terang-terangan.
Makna hadits:
Diangkatnya ilmu:
-          Wafatnya para Ulama’, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim berikut
 ((إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من العباد ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يَبْق عالما- وفي رواية- لم يُبْق- اتخذ الناس رؤوسا جهالا فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلو(( 
“Sesungguhnya Alloh tidaklah mencabut ilmu dengan mencabut langsung dari para hamba. Akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan mewafatkan para Ulama’, sehingga apabila tidak tersisa seorang alimpun. Maka orang banyak akan mengangkat orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya dan berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan”.
-          Diangkatnya ilmu juga berarti berkurangnya Ulama’, wafat, dan menjadi sedikit.
-          Diangkatnya ilmu juga berarti tidak disampaikannya kebenaran oleh para Ulama’ walaupun jumlah mereka banyak.
-          Bukanlah yang dimaksud adalah ilmu tentang dunia akan tetapi ilmu tentang halal dan haram. Berkurangnya Ilmu tentang al Qur’an dan Sunnah.
Sekarang telah ada ilmu, contohnya orang yang mengambil al Qur’an akan tetapi ditafsirkan dengan akalnya sendiri tidak sesuai dengan ushul tafsir.
Maksud dari Kebodohan adalah:
-          Kebodohan dalam urusan agama, sebagaimana hadits riwayat Ath Thobroni:
"يأتى على الناس زمان لا يُدْري فيه ما صلاة؟ ما صيام؟ ما صدقة؟".
“Akan dating kepada manusia sebuah zaman yang tidak dikenal lagi padanya apa itu sholat, apa itu puasa, dan apa itu sedekah”.
-          Ketika banyak orang yang mempelajari ilmu dunia
-          عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا لَبِسَتْكُمْ فِتْنَةٌ يَهْرَمُ فِيهَا الْكَبِيرُ وَيَرْبُو فِيهَا الصَّغِيرُ إِذَا تُرِكَ مِنْهَا شَيْءٌ قِيلَ تُرِكَتْ السُّنَّةُ قَالُوا وَمَتَى ذَاكَ قَالَ إِذَا ذَهَبَتْ عُلَمَاؤُكُمْ وَكَثُرَتْ جُهَلَاؤُكُمْ وَكَثُرَتْ قُرَّاؤُكُمْ وَقَلَّتْ فُقَهَاؤُكُمْ وَكَثُرَتْ أُمَرَاؤُكُمْ وَقَلَّتْ أُمَنَاؤُكُمْ وَالْتُمِسَتْ الدُّنْيَا بِعَمَلِ الْآخِرَةِ وَتُفُقِّهَ لِغَيْرِ الدِّينِ
-          Dari ‘Alqomah berkata Bagaimana sikap kalian jika ditimpa ketidakberesan, yg tua menjadi pikun & yg kecil menjadi dewasa. Dan jika ketidakberesan itu ditinggal, akan dikatakan: 'sunnah telah ditinggalkan', mereka bertanya: 'Kapan hal itu terjadi? 
', ia menjawab: 'Jika telah pergi para ulama` kalian, & semakin banyak orang-orang bodoh dari kalian, jika semakin banyak orang yg pandai membaca tetapi sedikit yg ahli memahami agama, semakin banyak para pemimpin kalian tetapi sedikit yg amanah, serta dunia sudah dicari dengan amalan akhirat dan ia diperdalamnya ilmu selain agama'. [HR. Darimi No.188].

dirangkum dari khutbah Syaikh Abdul Qodir al Arnauth rahimahulloh di dalam situs sahab.net
dan situs alukah.net dan lainnya

Rabu, 18 Januari 2012

Kitab Durratun nashihin dalam timbangan

KEDUDUKAN KITAB DURRATUN NASHIHIN


Pertanyaan :
Bagaimana kedudukan kitab Durratun Nashihin? Apakah dapat dijadikan rujukan untuk diamalkan? Jazakumullah khair
sigit@yahoo.com

Jawab:
Di masyarakat kita, kitab ini cukup populer, menjadi pegangan dalam pengutipan hadits dalam ceramah-ceramah. Lengkapnya, berjudul Durratun Nashihin Fil Wa’zhi wal Irsyad karya Syaikh ‘Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khubari seorang Ulama yang hidup di abad ke sembilan hijriyah.

Tentang kitab ini, kami kutipkan pernyataan Syaikh bin Baz rahimahullah dalam Fatawa Nur ‘ala ad-Darb (1/80-81), dengan ringkas sebagai berikut:

“Kitab ini tidak bisa dijadikan pegangan. (Sebab) berisi hadits-hadits maudhu (palsu) dan lemah yang tidak bisa dijadikan sandaran, sehingga tidak sepatutunya buku ini dijadikan sandaran dan kitab-kitab serupa lainnya yang berisi hadits palsu dan lemah. Hal ini karena hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendapatkan perhatian penuh dari para imam-imam (ahli) Sunnah. Mereka telah menjelaskan dan memilah hadits-hadits shahih dan yang tidak shahih. Maka, sudah seharusnya seorang mukmin memiliki kitab-kitab yang baik dan bermanfaat (saja), seperti Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, Sunan Arba’ah [1], Mumtaqa al-Akhbar karya Majdudin Ibnu Taimiyah rahimahullah dan kitab Riyadhus Shalihin karya Iman an Nawawi rahimahullah, Bulughul Marom, dan ‘Umdatul Hadits. Kitab-kitab (hadits) ini bermanfaat bagi seorang Mukmin. Kitab-kitab ini jauh dari hadits-hadits palsu dan dusta. Tentang hadits-hadits lemah yang ada di kitab Sunan, Riyadhus Shalihin atau Bulughul Marom, para penulisnya telah menjelaskan dan menyampaikan hukumnya. Hadits-hadits yang lemah yang belum dijelaskan penulis kitab-kitab tersebut, telah dipaparkan dan ditunjukkan oleh para ulama lainnya dalam kitab-kitab syarag yang menjelaskan kitab-kitab tersebut. Demikian juga dijelaskan oleh para ulama dalam karya mereka (secara khusus) tentang hadits-hadits palsu dan lemah.” [2]

Note :
[1] Empat kitab Sunan; Sunan Abu Dawud, at-Tirmidzi, an Nasa’i dan Ibnu Majah, pent.)

[2] Sebagian ulama telah membukukan hadits-hadits palsu dan lemah dalam kitab-kitab tersendiri. Misal, al-Maudhu’at karya Imam Ibnul Jauzi, al-Fawaid al-Majmu’ah karya Imam Syaukani, Silsilah al-aHadits adh-Dhai’ifa wal Maudhu’ah karya Syaikh al Albani dan lain-lain. Buku-buku ini ditulis dalam rangka memperingatkan umat dari hadits-hadits palsu dan lemah agar tidak diamalkan. Pent.

[Disalin ulang dari Majalah as Sunnah Vol.7 Edisi 11/Thn XIV/Rabiul Tsani 1432H/Maret 2011M Hal.7]

Artikel terkait tentang kitab Durratun Nashihin ni dapat di lihat juga pada judul :

Silahkan dibaca juga buku : Hadits-hadits Palsu dalam Kitab Durratun Nashihin. Dr. Ahmad Lutfi Fathullah, MA. Penerbit Darus Sunnah Press.

Sumber : http://alqiyamah.wordpress.com/
http://www.abuayaz.co.cc/

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India